(BWF World Championships 2014) Anggia/Della Dapat Pengalaman Baru

(Copenhagen, 29/8/2014)
Meskipun langkah harus terhenti di babak perempat final, namun pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris tetap bersyukur mendapat kesempatan berlaga di turnamen seakbar BWF World Championships 2014. Pasangan muda ini merasa begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang mereka dapat selama mengikuti kejuaraan ini.
 
“Banyak pelajaran yang kami petik dari kejuaraan ini. Misalnya dalam setiap pertandingan, kami harus fokus terus karena lawan itu tipe permainannya beda-beda. Kami tidak bisa mengikuti maunya kami saja, tetapi harus bisa menyesuaikan diri,” ujar Della yang ditemui usai pertandingan.
 
“Kami juga harus lebih pintar, dan cepat beradaptasi. Kalau hari ini lawan tipe mainnya cepat, besok bisa saja dapat lawan yang mainnya lambat, dan harus tahu mesti bagaimana,” tambah Anggia yang berusia 20 tahun.
 
Kiprah Anggia/Della di turnamen ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka tak ingin sekedar dipandang sebagai ganda putri pelapis Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang memang menjadi andalan di sektor ini.
 
Walau belum berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia, namun Anggia/Della berhasil memenuhi target pertama yang ditetapkan sang pelatih yaitu babak perempat final. Kedua pemain asal klub Jaya Raya Jakarta ini lolos dari babak pertama dengan mengalahkan Fu Mingtian/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura), 21-18, 21-19.
 
“Sebenarnya kami inginnya lebih dari perempat final, tetapi ini hasilnya. Kami tetap bersyukur ya walaupun belum bisa ke semifinal dan memberikan medali buat Indonesia,” ucap Anggia.
 
Laga di babak kedua menjadi pertandingan yang tak akan pernah dilupakan Anggia/Della karena mereka berhasil menumbangkan ganda putri terkuat dunia asal Tiongkok, Bao Yixin/Tang Jinhua, dalam dua game langsung, 21-14, 21-18. Di babak ketiga, Anggia/Della kembali menjawab tantangan dengan membuktikan bahwa mereka bermental baja saat menaklukkan wakil tuan rumah, Line Damkjaer Kruse/Marie Roepke, 21-18, 21-16.
 
“Mengalahkan pasangan terbaik dunia pastinya makin menambah rasa percaya diri kami di turnamen selanjutnya. Selain itu, setelah pulang ke Jakarta pun kami merasa latihannya akan lebih semangat,” tutur Anggia.
 
“Kami juga jadi percaya bahwa tidak ada lawan yang tidak bisa dikalahkan. Kalau kita mau, pasti kita bisa,” imbuh Della.
 
Tian Qing/Zhao Yunlei, pasangan Tiongkok peraih medali emas Olimpiade London 2012 tampaknya masih terlalu tangguh buat Anggia/Della. Keduanya harus mengakui keunggulan Tian/Zhao dalam dua game langsung, 12-21, 15-21.
 
“Kami tidak dapat mengeluarkan kemampuan kami saat melawan Tian/Zhao. Mereka sepertinya sudah bisa membaca permainan kami saat melawan Bao/Tang. Kalau Bao/Tang diajak main lambat masih bingung, sementara Tian/Zhao lebih siap,” ungkap Della, pemain kelahiran Jakarta, 8 Desember 1992.
 
“Lagipula kami merasa di pertandingan ini kami selalu dibawah tekanan lawan,” Anggia me