Ricky/Rexy Berbagi Kisah Inspiratif

(Jakarta, 10/7/2014)
Peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky berbagi kisah-kisah inspiratif seputar perjalanan karir mereka di bulutangkis kepada para siswa sekolah menengah pertama yang tergabung dalam gerakan sosial Sabang Merauke. Acara ini dilangsungkan pada kunjungan Sabang Merauke ke Pelatnas Cipayung, Kamis (10/7) pagi.
 
Ricky/Rexy mengawali kisah dari awal ketertarikan mereka dengan olahraga tepok bulu. Rexy yang lahir di Ternate, Maluku, ternyata dulu lebih tertarik dengan sepakbola, ia menggeluti bulutangkis sebagai hobi semata. Meskipun tak mampu membeli sepatu dan harus main bertelanjang kaki, namun Rexy kecil tetap gigih, prestasi pula yang membawanya terbang ke ibukota Jakarta dan bergabung dengan sekolah olahraga Ragunan. Sampai di Jakarta, bukan berarti perjuangan Rexy jadi lebih mudah, banyaknya pesaing membuat Rexy harus kerja keras dua kali lipat untuk mengalahkan rival-rivalnya.
 
“Kalau orang lain latihan sehari dua kali, saya bisa empat kali sehari. Saya juga pernah menjalani latihan dari Depok – Ancol, berangkat jam 5 pagi, latihan seharian, dan kembali ke Depok pada jam 2 pagi, ini saya jalani setiap hari,” cerita Rexy.
 
Usaha Rexy membuahkan hasil, ia pun dipanggil untuk bergabung ke Pelatnas Cipayung saat ia memasuki usia 23 tahun. Rexy lantas berlatih giat dan tidak membuang kesempatan yang datang kepadanya. Selain kerja keras, Rexy juga berbagi tips menuju sukses yaitu tekun dan memiliki tujuan.
 
Di Pelatnas Cipayung lah Rexy akhirnya bertemu dengan Ricky. Keduanya dipasangkan oleh sang pelatih yang juga legenda hidup bulutangkis Indonesia yaitu Christian Hadinata dan menjadi salah satu pasangan ganda putra yang ditakuti dunia dengan segudang gelar di kejuaraan terbuka, All England, Piala Thomas, dan sebagainya.
 
Ricky pun ternyata punya cerita yang sama dengan Rexy, dimana ia juga awalnya lebih tertarik dengan sepakbola. Kejayaan nama-nama besar seperti Rudy Hartono dan Liem Swie King membuat Ricky makin mantap di bulutangkis. Mantan pemain yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini terinspirasi ingin mengekor sukses Rudy dan Swie King.
 
“Dari kecil, saya kalau diminta isi biodata pasti nulisnya mau jadi juara dunia. Berawal dari keinginan, harapan dan cita-cita inilah saya kemudian mendapat kesempatan untuk masuk klub bulutangkis. Tak sampai disitu, tiap atlet pasti inginnya jadi bagian tim nasional, saya juga mau masuk pelatnas,” kata Ricky.
 
“Sampai di pelatnas, bulutangkis bukan cuma jadi hobby lagi, tapi jadi profesi dan pekerjaan saya. Saya juga sudah membawa nama negara, rasanya luar biasa sekali,” ungkap Ricky.
 
Ricky juga mengatakan bahwa menjadi atlet nasional bukanlah hal yang mudah. Menghuni pelatnas selama kurang lebih 15 tahun dan menjalani rutinitas yang sama setiap hari tentunya kadang menimbulkan rasa jenuh.
 
“Pasti ada rasa bosan, karena tiap hari latihan terus. Jadi atlet memang tidak mudah, banyak pengorbanannya seperti jenuh, jauh dari keluarga, meninggalkan masa remaja karena rutinitas kami berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu, kita harus bisa menikmati ap