Ricky & Rexy : Kekurangan Jangan Terus Dijadikan Alasan

(Jakarta, 23/6/2014)
Mantan pasangan ganda putra peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996, Ricky Soebagdja dan Rexy Mainaky, kembali angkat bicara soal penampilan para pebulutangkis Indonesia di ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014.

Menurut duo R ini, begitu banyak hal yang harus diperbaiki para pemain untuk meningkatkan kualitas mereka jika ingin berhasil sebagai pemain dunia. Salah satunya adalah memperbaiki kekurangan yang ada di diri mereka.

"Kalau sudah tahu kekurangan diri kita, perbaiki sampai benar. Misalnya ada yang bilang atlet Jepang pertahanannya kuat. Ya carilah cara bagaimana supaya bisa dimatikan, main saja ibaratnya sampai 2 jam kalau perlu untuk cari cara mematikan lawan," tutur Rexy.

"Pelatih juga jangan dielus-elus terus anak didiknya. Misalnya tahu atletnya masih kurang di servis, habis makan malam kan bisa tambahan latihan servis? Siapkan saja shuttlecock dua kardus untuk latihan servis sampai bisa. Jadi jangan ada alasan, atlet sudah tahu kekurangan mereka, harus jujur dan akui kekurangan tersebut, perbaiki, jangan dijadikan alasan kekalahan," tambahnya.

Rexy pun becerita bahwa sebagai mantan pemain ganda putra yang paling ditakuti, ia dan Ricky pun tak luput dari kekurangan. Ricky sempat mengakui kalau ia takut akan smash Cheah Soon Kit (Malaysia). Maka Ricky pun digembleng oleh Christian Hadinata yang kala itu menjadi pelatihnya, dengan latihan menerima smash bertubi-tubi. Sedangkan Rexy yang emosional di lapangan, juga memperbaiki diri. Keduanya pun akhirnya membayar kerja keras mereka dengan menaklukkan Soon Kit yang berpasangan dengan Yap Kim Hock di final Olimpiade Atlanta 1996.

"Kadang atlet itu maunya serba nyaman, mungkin sudah kebiasaan mau ini itu dapat. Sekalinya tidak terpenuhi, fokus hilang dan kebawa pikiran malah jadi down. Pemain kelas dunia tidak boleh seperti ini," ucap Rexy.

Sementara itu, Ricky juga menyoroti kondisi fisik dan stamina atlet saat bertanding. Menurutnya, fisik tiap atlet seharusnya sudah siap untuk mengikuti dua turnamen.

"Di final kemarin, memang kelihatan Hendra/Ahsan kehabisan tenaga, tidak bisa keluar dari tekanan dan pertahanan kurang. Soal stamina ini kelihatan sekali. Ini mesti diperbaiki, bukan cuma Hendra/Ahsan, tapi yang lain juga. Lee Yong Dae juga tanding di Japan Open, jadi dia juga lelah, jadi ikut dua turnamen tak bisa dijadikan alasan," jelas Ricky.

Kedua mantan pemain yang kini menjadi pengurus PP PBSI ini juga pernah menegaskan akan menerapkan sistem punishment and reward bagi tiap pemain pelatnas.

"Soal punishment and reward, bukan berarti Hendra/Ahsan tidak capai target lalu langsung kita bilang gagal dan dihukum. Tapi kami lihat lagi, apakah fisik mereka mampu untuk ikut tiga turnamen berturut-turut? Melihat hasil sebelumnya,
Hendra/Ahsan tidak bisa ikut ke Australia Open," ujar Rexy.

Hendra/Ahsan sedianya memang akan berlaga di Australia Open Super Series 2014, namun keduanya batal berlaga karena kelelahan. (*)