(Piala Thomas dan Uber 2014) Sports Science Lengkapi Persiapan Tim Piala Thomas dan Uber
(Kudus, 24/4/2014)
Sports science menjadi salah satu bagian yang turut mempertajam program persiapan tim Piala Thomas dan Uber Indonesia. Di sela-sela karantina tim yang berlangsung di GOR Jati, Kudus, 15-25 April, para pelatih fisik terlihat tengah menata sejumlah peralatan untuk mengukur performa fisik para atlet.
Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam persiapan tim Piala Thomas dan Uber adalah program video latihan dengan aplikasi khusus yang dapat memberikan deskripsi kecenderungan/kebiasaan atlet saat bermain di lapangan. Lewat video ini, tiap atlet akan tahu apa saja yang masih perlu diperbaiki.
Meskipun para atlet sebetulnya sudah mengetahui hal ini, dengan visualisasi dan sajian yang lengkap dengan data akurat, mereka akan lebih memahami dan lebih mudah untuk memperbaiki kekurangan atau memperkuat kelebihan tersebut.
Satu lagi aspek sports science yang digunakan dalam program karantina yaitu Heart Rate Monitor. Sesuai namanya, program ini mengukur detak jantung tiap atlet sebelum memasuki lapangan, saat bermain, hingga selesai bermain.
Dari perhitungan denyut jantung dapat terbaca apakah si atlet merasa tegang sebelum bermain, apakah ia mengerahkan seluruh kemampuannya selama bermain, hingga seberapa cepat recovery yang dialami atlet saat pergantian game dan sebagainya.
Alat pendeteksi denyut jantung dipasangkan pada badan atlet sebelum bermain. Dari heart rate monitor ini terlihat jelas grafik denyut jantung tiap atlet yang langsung terekam ke dalam komputer yang telah diprogram.
"Lewat data akurat, kami dapat menentukan program apa saja yang paling sesuai untuk atlet. Tiap atlet punya kriteria yang berbeda-beda. Lewat monitor ini, mereka juga dapat mencari tahu di mana kekurangan mereka dan berdiskusi dengan pelatih soal bagaimana memperbaikinya," kata Iwan Hermawan, pelatih fisik tim Piala Thomas dan Uber Indonesia.
"Tak hanya bermanfaat buat improvisasi kemampuan teknik dan fisik, sports science juga berguna untuk analisa kondisi psikologis pemain," tambah Iwan yang dijumpai di GOR Jati, Kudus.
Selama karantina, tes ini dilakukan sebanyak dua kali. Sebelumnya di awal masa karantina, tim juga sudah melakukan heart rate test. Menutup program karantina, Rabu (24/4), tes ini kembali dilakukan. Selain itu, para atlet juga menjalani serangkaian tes fisik lainnya seperti beep test yang dapat mengukur ketahanan fisik. (*)