(World Junior Championships 2014) Kisah Seru Persahabatan Gregoria, Jauza, dan Aurum

(Alor Star, 9/4/2014)
Ada pemandangan menarik selama berlangsungnya kejuaraan BWF World Junior Championships 2014. Di mana ada Gregoria, pasti ada Jauza dan Aurum. Tiga pebulutangkis anggota tim WJC Indonesia ini ternyata memang bersahabat dekat sejak enam tahun lalu. Gregoria Mariska, Jauza Fadhila Sugiarto, dan Aurum Oktavia Winata punya kisah persahabatan yang cukup unik. Berawal dari menjadi lawan di lapangan, ketiganya kini menjadi kawan di luar lapangan.

Persahabatan Gregoria, Jauza, dan Aurum berawal dari pertemuan mereka di turnamen bulutangkis BM 77 tahun 2008 di Bandung. Kala itu mereka masing-masing masih berusia sembilan tahun dan merupakan pemain-pemain tunggal putri terbaik dari klub masing-masing. Gregoria merupakan pemain muda harapan klub Mutiara Cardinal Bandung, Jauza dari Pelita Bakrie Jakarta, sementara Aurum di bawah binaan Sarwendah Badminton Club.

Perkenalan Gregoria dan Jauza diawali ketika sesaat sebelum bertanding di babak final, keduanya merasa lapar dan hendak membeli kentang goreng di luar stadion. Saat itulah keduanya bertemu dan sama-sama tidak membawa cukup uang. Harga kentang goreng tersebut adalah Rp 3.000. Kala itu Jauza hanya membawa uang Rp 2.200, sementara Gregoria hanya punya Rp 800.

Keduanya pun lalu berkenalan di depan penjual kentang goreng tersebut lalu sepakat untuk menggabungkan uang mereka untuk membeli seporsi kentang goreng.

“Waktu itu saya bilang sama Gregoria ‘Uang kamu nggak cukup ya buat beli kentang goreng? Saya juga. Kalau begitu, kita patungan saja yuk’,” kata Jauza yang disambut gelak tawa Gregoria.

“Kami ketawa terus kalau ingat-ingat saat itu. Padahal kami kan mau saling bertarung di final, eh malah makan kentang goreng bareng, sambil suap-suapan, dan belum kenal pula,” ujar Gregoria sambil menahan tawa.

“Saat makan kentang goreng itu baru deh kami saling ngobrol. Jauza bertanya pada saya ‘Kamu Gregoria ya? Kamu yang nanti jadi lawan saya kan di final? Kok nama kamu susah banget sih disebutnya?’. Lalu saya jawab ‘Kamu panggil saja saya Gorilla, biar gampang,” beber Gregoria yang memancing gelak tawa Jauza dan Aurum.

Turnamen ini memang berkesan buat Gregoria, Jauza, dan Aurum. Selain menemukan teman-teman baru, di ajang ini ketiganya juga sama-sama mengukir prestasi. Kala itu Gergoria, Jauza, dan Aurum masing-masing keluar sebagai juara, runner up, dan peringkat 3.

“Saat itu saya tidak kesal sih Gregoria yang menang, tapi kalau diingat-ingat, yang patungan kentang goreng paling banyak kan saya. Ha ha ha,” canda Jauza.

Meskipun saling bersaing di kancah perbulutangkisan kelas junior, sebagai sahabat, tak jarang ketiga pemain ini saling bercerita tentang pertandingan yang mereka lalui. Bahkan soal kebiasaan di lapangan yang membuat mereka saling mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dikatakan Gregoria, tetap saja sulit mengalahkan rekan-rekannya tersebut.

Jika melihat rekor pertandingan, Gregoria masih lebih unggul dari kedua sahabatnya tersebut. Dari 18 kali pertemuan dengan Aurum, Gregoria memenangkan 17 pertandingan. Satu kekalahan yang diderita dari Aurum di Djarum Sirkuit Nasional Jakarta Open 2010. Kala itu Gregoria kalah 17-21, 23-25. Kekalahan perdana ini pun membuat Gregoria tak dapat menahan air matanya kala pertandingan berakhir.

“Sesaat setelah bersalaman di lapangan, saya mengucapkan terima kasih kepada Aurum, lalu saya nangis ngejer saking sedihnya. Aurum sampai ngeliatin saya dan bingung,” kata Gregoria, pemain kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999.

Sementara itu, rekor pertemuan Gregoria dengan Jauza adalah 7-2. Sedangkan kekuatan Jauza dan Aurum tampaknya cukup seimbang. Dari 13 kali pertemuan, Jauza berhasil memenangkan tujuh pertandingan, sement