(All England 2014) Herry IP: Semoga Kemenangan Hendra/Ahsan Memotivasi Pemain Muda

(Jakarta, 13/3/2014)
Di balik sukses Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meraih gelar juara All England Super Series Premier 2014, ada peran Herry Iman Pierngadi, sang pelatih, yang tak kenal lelah memberikan bimbingan kepada pasangan terbaik dunia tersebut.
 
Pria kelahiran Pangkal Pinang, 21 Agustus 1962 ini adalah Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI yang mendampingi Hendra/Ahsan menuju podium juara di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris.
 
Berikut petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Herry mengenai prestasi yang diraih Hendra/Ahsan di All England Super Series Premier 2014.
 
Selamat atas keberhasilan Hendra/Ahsan memenangkan gelar All England untuk pertama kalinya. Bagaimana komentar Anda tentang pertandingan final?
 
Terima kasih, hasil ini adalah buah kerja keras Hendra/Ahsan.
Pertandingan final berlangsung sengit, sudah beberapa kali unggul tetapi lawan bisa mengejar poin.
 
Tetapi penampilan Hendra/Ahsan memang tidak sebaik di BWF World Championships 2013.
 
Mengapa demikian? Apakah saat itu mereka tampil tanpa beban karena tidak diunggulkan? Sementara sekarang Hendra/Ahsan adalah pasangan rangking satu dunia dan ditargetkan untuk juara?
 
Bisa juga seperti itu, ada pengaruhnya juga. Tetapi saya melihat ada beberapa hal. Pertama dari segi persiapan. Persiapan ke All England tidak full seperti saat ke BWF World Championships, karena waktunya kepotong liga di bulan Februari. Tetapi kami memaksimalkan waktu yang ada, dan kami bersyukur Hendra/Ahsan bisa meraih gelar ini.
 
Kedua, suasana di All England juga berbeda. Memang kejuaraan dunia adalah turnamen bergengsi, tetapi All England angkernya beda. Ketiga, shuttlecock yang digunakan di kejuaraan dunia lebih cocok dengan permainan Hendra/Ahsan, sementara di All England, keduanya harus ektra kerja keras.
 
Enam kali sudah Hendra/Ahsan mengalahkan Endo/Hayakawa, apakah lima kemenangan sebelumnya membuat Hendra/Ahsan begitu yakin bisa kembali mengalahkan pasangan Jepang tersebut?
 
Kalau melihat track record sebelumnya, Hendra/Ahsan memang sudah lima kali mengalahkan Endo/Hayakawa. Tetapi di babak final turnamen sekelas All England, apa pun bisa terjadi. Jadi, saya berulang kali mengingatkan kepada Hendra/Ahsan untuk tetap fokus.
 
Dari semua pertemuan sebelumnya, kali ini Endo/Hayakawa bermain sangat bagus. Mungkin juga karena Hendra/Ahsan agak tegang sementara Endo/Hayakawa tampil lebih lepas.
 
Ini adalah gelar All England ke-18 dari ganda putra untuk Indonesia, apa komentar Anda?
 
Ini adalah pencapaian yang tidak mudah. Momen inilah yang ditunggu-tunggu dari ganda putra, bisa menghasilkan gelar lagi setelah menunggu 11 tahun.
 
Sebagai pelatih, saya telah mengantarkan empat pasang anak didik saya meraih gelar A