(All England 2014) National Indoor Arena, Stadion Keberuntungan Tontowi/Liliyana

(Birmingham, 9/3/2014)
Tiga kali sudah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi jawara di All England Super Series Premier. Setelah pada tahun 2012 dan 2013 pasangan rangking dua dunia ini menyabet gelar, tahun ini keduanya kembali naik podium juara.
 
Stadion National Indoor Arena menjadi saksi bisu kejayaan dua pebulutangkis handal asal Indonesia ini. Tontowi/Liliyana tentunya tak akan pernah melupakan momen indah saat meraih kemenangan di stadion megah yang terletak di kota Birmingham, Inggris.
 
“Nah itu dia, kami sudah tiga kali juara di stadion ini. Saya pikir, kok ini rasanya seperti bertanding di rumah kami ya?” kata Tontowi ketika ditanya komentarnya.
 
“Kami memang sudah tiga kali jadi juara di National Indoor Arena. Kalau ada tiga, pasti ada empat, ada lima dan seterusnya. Kami sih belum merasa cukup dengan tiga gelar All England, kalau bisa lebih banyak gelar lagi di turnamen ini,” pungkas Liliyana.
 
Pada tahun 2012, Tontowi/Liliyana menjadi juara di ajang All England dengan mengalahkan pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl, 21-17, 21-19 dalam durasi pertandingan 43 menit.
 
Terdapat fakta unik pada partai final ganda campuran All England 2013 dan 2014. Tontowi/Liliyana berhadapan dengan lawan yang sama, hasil skor akhir yang sama serta durasi pertandingan yang sama. Dalam dua All England terakhir, Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan skor 21-13, 21-17 dalam waktu 42 menit.
 
“Biasanya kalau bertemu pasangan China, pertandingan kami belangsung sengit dan berakhir rubber game. Tetapi setiap di All England bisa menang straight game. Begitu juga saat di final tahun 2012 melawan pasangan Denmark,” tutur Liliyana.
 
Bukan hanya buat Tontowi/Liliyana, stadion dengan kapasitas 13 ribu tempat duduk ini juga menjadi stadion keramat buat tim ganda putra Indonesia.
 
Sebanyak tujuh gelar All England diraih para pemain ganda putra di National Indoor Arena yaitu Rudy Gunawan/Bambang Supriyanto (1994), Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (1995 & 1996), Candra Wijaya/Tony Gunawan (1999), Tony Gunawan/Halim Haryanto (2001), Candra Wijaya/Sigit Budiarto (2003) serta Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2014).
 
Dua gelar dari nomor tunggal juga pernah diraih pebulutangkis Indonesia di stadion ini lewat Hariyanto Arbi pada tahun 1994 dan Susi Susanti di tahun yang sama.
 
Sejak tahun 1994, All England digelar di stadion National Indoor Arena. Sebelumnya, pertandingan bergengsi ini dilangsungkan di Wembley Arena, London, pada tahun 1957-1993. Di stadion Wembley inilah sang maestro Rudy Hartono mencetak sejarah dengan menjuarai gelar All England sebanyak delapan kali. (*)