(All England 2014) Para Atlet Waspadai Cuaca Dingin di Birmingham

(Birmingham, 4/3/2014)
Bukan cuma menaklukkan musuh di lapangan, para atlet Indonesia juga harus melawan hantaman cuaca dingin yang melanda Birmingham, kota tempat berlangsungnya turnamen bergengsi All England Super Series Premier 2014.

Pada siang hari, suhu di Birmingham menujukkan angka tiga derajat Celcius, sementara di malam hari bisa mencapai titik nol derajat Celcius. Tak hanya itu, Birmingham juga cukup berangin.
Kondisi cuaca tentunya berpengaruh pada kondisi tubuh atlet, terutama atlet-atlet Indonesia yang biasa tinggal di daerah tropis dengan suhu rata-rata 30 derajat Celcius.

“Pada pertandingan pertama, tubuh saya terasa agak kaku, jadi mengganggu pergerakan di lapangan. Mungkin karena cuaca yang dingin. Berarti saya mesti melakukan pemanasan lebih lama lagi dari biasanya,” beber Praveen Jordan, atlet ganda campuran.

“Cuaca dingin membawa pengaruh buat saya. Engkel kaki saya terasa ngilu. Mungkin karena ini pertandingan pertama, jadi tubuh juga masih beradaptasi. Ini menjadi bahan pembelajaran, selanjutnya saya mesti lebih panas sebelum memasuki lapangan pertandingan,” kata Tiara Rosalia Nuraidah, pemain ganda putri.

Para atlet Indonesia pun mengantisipasi hal ini dengan menjaga kondisi tubuh agar tidak terserang penyakit yang dapat mengganggu penampilan mereka di kejuaraan kelas dunia ini. Seperti dituturkan Praveen dan Tiara, mereka akan lebih memaksimalkan pemanasan sebelum bertanding.

Selain itu, para pemain juga menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. PBSI juga telah membekali mereka dengan suplemen serta vitamin yang dapat menjaga daya tahan tubuh guna memaksimalkan performa.

Para pelatih pun tak henti-hentinya mengingatkan para anak didik mereka walaupun sekadar hal-hal kecil sekalipun seperti makan tepat pada waktu, menggunakan jaket tebal atau segera mengganti baju usai bertanding. (*)