(Junior Master 2013) Agus Dwi Santoso: Pelatnas Masih Menjadi Magnet

(Jakarta, 18/12/2013)
Menjadi bagian dari tim nasional penghuni Pelatnas Cipayung rupanya masih menjadi impian para pebulutangkis muda di Indonesia, termasuk mereka yang kini tengah berlaga di ajang Junior Master U-17 dan U-19 2013 di Jakarta.

“Walaupun sudah diinformasikan bahwa kemenangan di turnamen ini bukan jaminan masuk pelatnas, para pemain tetap saja beranggapan demikian. Mereka ingin mengeluarkan penampilan terbaik demi mencapai tujuan masuk timnas. Pelatnas memang masih menjadi magnet,” ujar Agus Dwi Santoso, pelatih tunggal putra-putri PB Djarum.

“Sebetulnya motivasi seperti ini bagus juga, karena kalau mau jadi pemain yang membela negara, ya harus lewat pelatnas,” imbuh mantan pelatih tunggal putra PBSI ini.

Hal sama diungkapkan para peserta kejuaraan yang dihelat di Pelatnas Cipayung, 16-20 Desember 2013 ini. Gregoria Mariska, pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung, mengatakan bahwa dirinya ingin meraih gelar juara di turnamen yang baru pertama kali digelar ini, serta menjadi bagian keluarga besar Pelatnas Cipayung.

“Saya ingin masuk pelatnas. Karena kalau di pelatnas, saya bisa punya rekan sparring yang pastinya bagus-bagus,” kata Gregoria.

“Semoga saya bisa memberikan hasil terbaik di turnamen ini, karena saya ingin sekali masuk pelatnas. Harapannya dengan menjadi pemain pelatnas, saya bisa membawa nama Indonesia di kancah bulutangkis dunia, dan semoga bisa menjadi pemain muda yang sukses,” tutur Aurum Oktavia Winata, pemain asal klub Sarwendah Badminton Club.

Turnamen Junior Master merupakan ajang untuk inventarisasi potensi pada pemain-pemain muda Indonesia yang menjadi harapan dan masa depan bulutangkis negeri ini. Para juara tak hanya akan mendapatkan poin bagi penghitungan ranking, namun juga hadiah pembinaan sebesar Rp 100 juta untuk kelompok usia U-19, serta Rp 50 juta untuk kelompok usia U-17. (*)