(SEA Games Myanmar 2013) Inilah Rahasia Hayom Tumbangkan Unggulan Pertama
(Nay Pyi Taw, 13/12/2013)
Pertandingan babak semifinal tunggal putra antara Dionysius Hayom Rumbaka dan Nguyen Tien Minh (Vietnam) berlangsung dramatis. Ketinggalan 16-20 di game penentuan, Hayom bangkit dan akhirnya memenangkan pertandingan, 13-21, 21-12, 22-20.
"Pada saat tertinggal, saya sebetulnya sempat pasrah. Saat itu yang ada di pikiran saya adalah jangan membuat kesalahan sendiri. Kalaupun msati, ya karena dibunuh, bukan mati sendiri," jelas Hayom soal pertarungan sengitnya.
Sebelumnya, Wisnu Yuli Prasetyo dihadang unggulan kedua, Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand), 21-17, 11-21, 12-21.
Dengan melaju ke final, tunggal putra masih berpeluang untuk memenuhi target awal yaitu medali perak. Namun seperti dituturkan Hayom, dirinya bertekad untuk meraih medali emas untuk meneruskan tradisi tunggal putra Indonesia yang tak pernah putus mempersembahkan medali emas SEA Games sejak 10 tahun belakangan.
"Sebelum bertanding, saya sudah menonton video pertandingan lawan dan tahu kelebihan dan kelemahannya. Bermain lawan Nguyen memang harus siap capek, siap stamina," beber Hayom.
"Ini adalah SEA Games pertama saya dan masuk final, semoga bisa meraih emas. Soal beban itu pasti ada, tapi ini adalah resiko jadi seorang atlet," ungkapnya.
Ada cerita lain di balik kemenangan Hayom di semifinal. Malam sebelumnya, Hayom mengaku tiba-tiba terjaga dari tidurnya tanpa sebab yang pasti. Begitu terbangun, ia langsung ingat pesan kedua orangtuanya yang mengatakan jika doa di tengah malam biasanya akan dikabulkan oleh Tuhan.
"Saat itu saya ingat pesan orangtua. Langsung saja saya memanjatkan doa dan kembali tidur. Saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba terbangun," ungkap pemain binaan PB Djarum ini.
Ketika ditanya soal pengaruh kemenangan Bellaetrix Manuputty sebelumnya, Hayom mengakui kalau ia pun makin termotivasi untuk menang. Bellaetrix adalah pemain tunggal putri yang merupakan kekasih Hayom. Bellaetrix lebih dulu lolos ke final setelah juga mengalahkan unggulan pertama, Nitchaon Jindapon (Thailand).
"Bella lebih dulu masuk final, tentu ini makin menambah motivasi saya untuk bisa menang juga," ujarnya sambil tersenyum. (*)