(MoU PP PBSI dan Kemendikbud) Bulutangkis Masuk dalam Kurikulum Pendidikan Nasional

 

(Jakarta, 13/12/2013)
Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangan olahraga bulutangkis hingga menembus ke berbagai lapisan masyarakat di Tanah Air. Komunitas pelajar dipandang sebagai salah satu elemen penting dalam upaya pemassalan dan pemasyarakatan olahraga bulutangkis, sekaligus sebagai wadah untuk mengetahui potensi pelajar sebagai generasi penerus di masa yang akan datang.
 
Hal itu didasari fakta selama ini bahwa pemain bulutangkis itu lahir dan didapatkan dari berbagai kota di pelosok di Tanah Air. Sebagai contoh, Rudy Hartono datang dari Surabaya, Liem Swie King (Kudus), Icuk Sugiarto, Joko Supriyanto (Solo), Ivana Lie (Bandung), Susy Susanti (Tasikmalaya), Hendrawan (Malang), Taufik Hidayat (Pangalengan), Simon Santoso (Tegal), Hendra Setiawan (Pemalang), Liliyana Natsir (Manado), Tontowi Ahmad (Banyumas), Mohammad Ahsan (Palembang), dll.
 
Mereka ini menyukai olahraga bulutangkis sejak usia muda. Para pemain ini mulai berkarier ketika duduk di bangku sekolah dasar. Lewat sentuhan pelatih dan ditempa lewat kompetisi yang berjenjang dan kontinyu, para bibit pemain dari berbagai kota ini kemudian bisa menjadi pemain kelas dunia yang ikut mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di ajang internasional.
 
Maksud kesepakatan bersama (MoU) antara PP PBSI dan Kemendikbud  ini adalah untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis secara berkelanjutan yang berbasis pendidikan. Sementara tujuan dari kesepatakan kerja sama ini adalah untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis yang berbasis pendidikan secara terpadu dan berdaya guna.
 
Kesepakatan bersama antara PP PBSI dan Kemendikbud tersebut diwujudkan dengan dilakukannya penandatangan MoU tersebut oleh Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan dan Mendukbud, M. Nuh di National Golf, Senayan, Jakarta, Jumat (13/12). Dalam acara tersebut hadir pula jajaran pengurus PP PBSI dan pejabat teras Kemendikbud.
 
“Saya berharap dengan kerja sama ini, olahraga bulutangkis bisa semakin melembaga di sekolah-sekolah dasar dan menengah, sehingga nantinya akan banyak melahirkan bibit-bibit unggul yang bisa menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
 
Sementara menurut  Mendikbud, M. Nuh, kini saatnya bangsa Indonesia mulai berpikir lebih sistematik dalam mengola berbagai potensi yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia, termasuk dalam hal urusan bulutangkis. Saat ini ada 52 juta pelajar dari tingkat dasar hingga lanjutan atas, serta ada 185 ribu sekolah dasar hingga SMP. Selain itu, dukungan anggaran dari pemerintah pun sudah ada. Karenanya, Kemendikbud menyambut baik inisiatif PP PBSI untuk memasukkan cabang bulutangkis ke dalam sistem pendidikan nasional.