Jika Ingin Atlet Dapat Emas, Jagalah Ia Seperti Emas
(Jakarta, 5/9/2013)
Ungkapan di atas dicetuskan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky terkait dengan usaha PBSI mempertahankan performa para atlet andalan hingga Olimpiade Rio De Janeiro 2016 mendatang.
Disebutkan Rexy, jika berbicara soal peluang di Olimpiade, dua pasangan ganda juara dunia 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sebenarnya masih bisa menjadi andalan untuk membidik medali emas. Dengan catatan, keempat pemain ini harus menjadi prioritas dengan mendapatkan perlakuan terbaik, baik segi latihan, makanan, nutrisi, dan sebagainya.
“Bicara medali Olimpiade, jika kita bisa menjaga Tontowi/Liliyana dan Hendra/Ahsan dan memberikan yang terbaik untuk mereka dengan latihan benar, jangan sampai mereka cedera serius, beri nutrisi yang baik, saya rasa untuk Olimpiade 2016 kita masih bisa mengandalkan mereka. Kalau Tommy (Sugiarto) dan Hayom (Dionysius Hayom Rumbaka) progress-nya sudah membaik, kita bisa mengharapkan mereka untuk mendapat medali, apapun itu, bisa emas atau perak. Untuk pemain-pemain di bawahnya, bagaimana manargetkan mereka untuk Olimpiade 2020,” ujar Rexy di Pelatnas Cipayung, Rabu (4/9).
Ia pun mencontohkan bagaimana Denmark bisa menjaga Poul-Erik Hoyer yang meraih medali emas tunggal putra di Olimpiade Atlanta 1996 pada usia 31 tahun. Serta bagaimana China juga menjaga seorang Lin Dan yang sudah berbulan-bulan absen di turnamen namun performanya tetap stabil bahkan tahun ini sukses meraih gelar juara dunia untuk yang kelima kalinya.
“Kita lihat apa yang dibuat oleh orang-orang Eropa, mereka lebih memikirkan bagaimana maintain pemain-pemainnya. Tontowi/Liliyana dan Hendra/Ahsan sudah bebas cedera, kita harus jaga terus agar pemampilan mereka konsisten,” tuturnya.
“Sebagai pemain yang diandalkan, Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana harus mendapatkan servis yang terbaik, makanan terbaik, tempat tinggal terbaik, fisioterapi yang terbaik, dan semuanya yang terbaik supaya tujuan kita tercapai. Kami berharap pemain-pemain muda termotivasi, kalau mereka ingin seperti itu, maka harus jadi juara dulu. Kalau sekarang mereka merasa juara dan tidak juara dapat perlakuan yang sama,” imbuh peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagdja ini.
Rexy pun kembali membagi pengalamannya ketika melatih di negeri tetangga, Malaysia. Saat itu, seorang Lee Chong Wei, pemain tunggal putra andalan negeri Jiran tersebut menurutnya mendapatkan perlakuan sangat istimewa dibanding pemain-pemain lainnya.
“Chong Wei mendapat treatment yang berbeda. Setelah latihan bisa empat sampai lima orang yang mendatangi dia, mulai dari ahli pijat, ahli stretching, fisioterapis, dan lain-lain. Segala sesuatunya sangat dijaga, bahkan Chong Wei yang sudah mendapat treatment seperti itu saja masih struggle di olimpiade. Sementara kita belum ada perlakuan seperti itu di sini, maka kita juga harus pelajari lagi, harus dibetulkan di bagian mana yang masih kurang. Kalau mengharapkan pemain dapat emas, kita harus jaga dia seperti emas juga.” imbuh Rexy.