Hendra Setiawan : Kota Pemalang Beri Banyak Kenangan…
(Pemalang, 26/8/2013) Tak ingin kehilangan momentum kebangkitan prestasi bulu tangkis Indonesia lewat gelar juara di World Championship 2013 yang diraih pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, para juara dunia kembali mendapat penghargaan. Setelah minggu lalu mereka dikirab di jalan protokol MH Thamrin, Jakarta, kali ini para juara dunia tersebut dikirab ke kota kelahirannya masing-masing.
Arak-arakan dimulai dari Pemalang (Jawa Tengah) yang merupakan kota kelahiran Hendra. Para juara berangkat menggunakan kereta api dari Jakarta menuju Tegal, Senin (28/8) pagi. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat menempuh jarak sekitar 75 km menuju Pemalang.
Di sini Hendra dan rekan-rekannya dikirab keliling kota Pemalang dan dilanjutkan dengan berbagai acara seremoni di Pendopo Kantor Pemda Kabupaten Pemalang. Bukan hanya itu, para atlet kebanggaan Indonesia ini juga diberi penghargaan masing-masing 400 juta rupiah. Mohammad Ahsan mendapat hadiah senilai 400 juta rupiah dari PB Djarum, sementara Hendra juga mendapat hadiah sebesar 400 juta rupiah dari PB Jaya Raya Jakarta.
Selanjutnya, acara berakhir di rumah kediaman orangtua Hendra di Jalan Jatiraya 119 kompleks Pelutan Indah, Pemalang. Acara kirab di Pemalang ini pun sekaligus menjadi kado ulang tahn ke-29 Hendra yang jatuh pada hari Minggu (25/8).
“Wah saya merasa bangga sekali dengan digelarnya acara kirab di kota kelahiran saya. Mungkin hanya satu-satunya warga Pemalang yang bisa diarak keliling kota. Acara arak-arakan ini mungkin merupakan bentuk penghargaan masyarakat Pemalang yang telah saya ukir dengan menjadi juara dunia kembali” kata Hendra.
Hendra merupakan anak bungsu dari tiga anak pasangan Ferry Yugianto dan Kartika Christyaningrum yang lahir di Pemalang pada Sabtu, 25 Agustus 1984. Sang kakak adalah Silvi Anggreeni dan Ivone Anggraeni. Hendra mulai menyukai bermain bulu tangkis pada awalnya hanya ikut-ikutan kegemaran sang ayah. Akhirnya pada umur tujuh tahun dia mulai serius menekuni berlatih bulu tangkis. Hanya, seperti kisah sukses para tokoh lainnya, Hendra juga harus berjuang dan rela berkorban saat mulai meretas karier di bulu tangkis.
Diantar sang ayah dengan naik sepeda motor, Hendra kecil ber