(World Championships 2013) Megahnya Sekolah Bulu Tangkis Li Yongbo
(Guangzhou, 3/8/2013) Sebagai negara raksasa bulu tangkis, Cina tak pernah berhenti melakukan terobosan baru. Dalam upaya mencari bibit-bibit baru di bulu tangkis, Cina mendirikan Dongguan Li Yongbo Badminton School, sebuah sekolah bulu tangkis yang dikelola oleh Li Yongbo.
Li Yongbo adalah mantan pemain nasional Cina yang cukup fenomenal. Pebulutangkis yang pernah menjadi juara dunia ganda putra tahun 1987 dan 1989 ini adalah sosok dibalik suksesnya bulu tangkis Cina. Li Yongbo juga merupakan petinggi di Asosiasi Bulu Tangkis Cina, serta Komite Olahraga Nasional di Cina.
Sekolah ini berlokasi di daerah Dongguan, sekitar 90 menit dari kota Guangzhou. Dibuka pada 11 November 2011, sekolah ini merupakan sekolah bulu tangkis swasta pertama di Cina. Li Yongbo Badminton School ini dikepalai oleh Tong Sinfu, mantan pelatih Indonesia yang kini menetap di Cina.
“Perekrutan pemain di sekolah ini berdasarkan prestasi. Soal postur tubuh, itu yang kesekian. Nomor satu adalah kemauan, kemudian mental dan kecerdasan” ujar Tong, salah satu orang yang berjasa di balik suksesnya bulu tangkis Indonesia di era 90-an.
Di dalam kompleks sekolah terdapat dua buah gedung latihan yang masing-masing memiliki 14 lapangan bulu tangkis. Fasilitas lainnya juga terbilang mewah, ada ruang gym yang dipenuhi dengan puluhan alat-alat fitness terbaru serta ruang ganti yang dilengkapi dengan sauna dan jacuzzi yang berfungsi untuk terapi dan relaksasi. Sekolah ini juga dilengkapi dengan jogging track, kolam renang, serta dua lapangan basket.
Di belakang gedung latihan terdapat Dongguan Nankai School, sebuah sekolah swasta yang terdiri dari SD, SMP dan SMA dengan total 6000 siswa. Sebanyak 60 orang diantaranya merupakan siswa sekolah bulu tangkis Li Yongbo.
“Semua atlet di sini bersekolah seperti biasa, tidak ada perlakuan istimewa buat mereka. Walaupun atlet, tidak boleh ada cerita mereka kelelahan dan ketiduran di sekolah, kalau ada ujian harus ikut ujian. Pendidikan itu penting untuk atlet. Jadi, tidak mudah lho jadi atlet di sini, tanggung jawabnya besar” ujar Tong yang juga pernah melatih Lin Dan, pemain tunggal putra terbaik Cina.
Kegiatan latihan dilangsungkan pada sore hari setelah atlet pulang sekolah. Sesi latihan sore dimulai pada pukul 15.00 hingga pukul 17.30. Mereka yang sudah masuk kelas utama, mendapat latihan ekstra pada malam hari pukul 19.00 – 21.30.
Sekolah ini mematok biaya sekitar 120 ribu Yuan per tahunnya, atau senilai hampir 200 juta rupiah. Namun jika berprestasi, siswa tidak perlu membayar biaya sekolah.
Selain digunakan untuk latihan para atletnya, Li Yongbo Badminton School ini juga sering disambangi oleh tim nasional Cina. Jelang kejuaraan-kejuaraan penting, anggota timnas Cina berlatih di sekolah ini selama beberapa minggu.
“Timnas bermarkas di Beijing, namun disana tempat latihannya tidak begitu besar. Oleh karena itu, jelang kejuaraan penting biasanya mereka dikarantina di sekolah ini atau di Qingdao yang punya fasilitas lebih besar. Selain itu, di Beijing mereka sudah banyak teman, jadi sering bepergian atau makan k