(Singapore Superseries) Tommy : Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi?
(Singapura, 22/6/2013) Nama Tommy Sugiarto tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta bulu tangkis tanah air. Pemain berusia 25 tahun ini baru saja memasuki babak baru dalam karirnya dengan menjuarai gelar superseries pertama di Singapore Open Superseries 2013. Tommy naik podium juara setelah memupuskan harapan Boonsak Ponsana yang merupakan juara bertahan dari Thailand, lewat pertarungan tiga game, 20-22, 21-5, 21-17.
Dalam perjalanannya meraih gelar juara, Tommy tercatat menyingkirkan sejumlah unggulan diantaranya Wang Zhengming, unggulan kedelapan dari Cina, kemudian Nguyen Tien Minh asal Vietnam yang merupakan unggulan keenam, serta Boonsak yang dijagokan di posisi kelima.
Pada pesta bulu tangkis di kandang sendiri di Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013, Tommy juga menggebrak dengan singkirkan Chen Long, unggulan kedua asal Cina, dengan permainan straight game, 21-11, 21-18.
Lalu apa yang menjadi senjata rahasia Tommy hingga ia bisa mewujudkan target awalnya untuk masuk jajaran 20 besar dunia dan memenangkan gelar superseries pertama dalam karirnya?
“Sekarang saya punya visi dan misi yang lebih jelas. Kalau tidak berbuat sesuatu sekarang, kapan lagi? Saat ini nomor tunggal putra sedikit sekali menyumbangkan gelar, saya mau membuktikan tanpa banyak bicara” ungkap Tommy.
Selain punya tujuan yang lebih terarah, Tommy juga mengaku kepercayaan dirinya sudah meningkat jika dibangingkan sebelumnya. Pada akhir tahun lalu, peringkat Tommy sempat merosot hingga rangking 30 dunia. Tommy perlahan-lahan mulai merangkak naik ke posisi 13 dunia, setelah menjuarai Singapore Open, ia bahkan berpeluang besar untuk menembus jajaran Top 10.
“Motivasi, faktor utama yang membawa kemajuan pada penampilan saya. Sekarang saya sudah dipercaya, apalagi setelah diturunkan di Piala Sudirman. Saya tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang sudah diberikan. Menang kalah nomor dua, yang penting grafik penampilan saya terus meningkat, mental dan rasa percaya diri juga meningkat terus” jelas pemain asal klub Pelita Bakrie Jakarta.
Meskipun sudah bisa mencapai salah satu targetnya, namun menurut Tommy perjalanannya masih panjang. Sederet gelar bergengsi masih dibidiknya untuk bisa sejajar dengan pemain-pemain bulu tangkis tunggal putra papan atas dunia, termasuk Taufik Hidayat, salah satu pemain tunggal putra terbaik Indonesia yang baru saja gantung raket.
“Menjadi seperti Taufik Hidayat adalah impian saya, tapi rasanya perjalanan saya masih jauh. Butuh kerja keras dan banyak proses yang harus dilalui. Sekarang ini saya berharap bisa tampil konsisten” imbuh Tommy.
Tommy sadar bahwa apa yang diraihnya saat ini adalah buah dari kerja kerasnya serta berbagai pihak yang telah memberikan support kepadanya. Ia pun tak lupa akan jasa-jasa kedua orang tuanya, serta sang pelatih, Joko Suprianto, yang dinilainya memiliki pengaruh besar atas kemajuan prestasinya.
“Sejak dilatih mas Joko, saya merasa banyak kemajuan, kami merasa cocok karena memiliki visi dan misi yang sejalan. Beliau mau bantu saya untuk maju, care, dan percaya sama sa