(Indonesia GP Gold) Yeni Akui Keunggulan Lawannya
(Palembang, 30/9/2012) Yeni Asmarani harus mengakui keunggulan lawannya di babak final Indonesia Open Grand Prix Gold 2012, Li Han dari China. Pemain Indonesia yang tidak diunggulkan ini menyerah dua gim langsung, 12-21, 10-21.
"Li permainannya cepat sekali dan lebih safe, jarang membuat kesalahan sendiri. Saya kesulitan dengan dropshot ke arah kanan yang sering ia lancarkan" ujar Yeni ketika ditanya soal penampilannya.
Tak seperti babak-babak sebelumnya, kali ini Yeni tak dapat berbuat banyak menghadapi lawannya. Li selalu mendominasi perolehan angka dan berlari jauh meninggalkan Yeni hingga 14-7. Begitu juga di gim kedua, Yeni yang banyak melakukan kesalahan sendiri terlihat tidak dapat mengimbangi lawannya yang merupakan unggulan kedua.
Sama-sama Demam Panggung
Bertanding di babak final turnamen sekelas Grand Prix Gold adalah pengalaman pertama bagi Yeni. Sejauh ini Yeni kebanyakan bertanding di turnamen yang berada dua kelas dibawahnya, yaitu International Challenge atau International Series. Tak heran jika ia merasa tegang saat memasuki lapangan, apalagi ia bermain di hadapan publiknya sendiri melawan pemain yang lebih berpengalaman darinya. Li adalah peraih medali emas tunggal putri di Australia Open Grand Prix Gold 2012.
"Saya tegang sekali hari ini, saya jadi kurang konsentrasi, karena pertama kali main di final sekelas GP Gold. Padahal target awal saya adalah babak delapan besar" ungkap Yeni mengakui.
Ternyata tak hanya Yeni yang demam panggung, lawannya pun mengalami hal yang sama. Li bukan pemain asing pertama yang mengaku tegang saat bertanding di Indonesia, apalagi berhadapan dengan pemain tuan rumah yang mendapat dukungan penuh. Meriahnya dukungan supporter Merah Putih sudah menjadi tradisi yang melekat di semua turnamen yang diselenggarakan di Indonesia.
"Saya melihat penonton hari ini banyak sekali, sempat grogi juga karena bermain di kandang lawan" kata Li, pemain kelahiran Shandong, 12 Januari 1988 ini.
Kemenangan Li membuat Indonesia gagal meraih gelar di tunggal putri. Sebelumnya sudah dua gelar diamankan lewat dua partai all Indonesian final di nomor tunggal putra dan ganda campuran. Masih ada satu peluang lagi untuk meraih medali emas lewat partai ganda putra dimana wakil Indonesia, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, akan berhadapan dengan Kim Ki Jung/Kim Sa Rang dari Korea.