(Olimpiade London) Menpora : Beban Cabang Bulu Tangkis Terlalu Berat

 

(London, 3/8/2012) Cabang olah raga bulu tangkis gagal menyumbangkan medali emas pada Olimpiade London 2012, hal ini sekaligus menghentikan tradisi medali emas bagi Indonesia. Sejak bulu tangkis dimainkan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tak pernah putus mendapatkan medali emas hingga Olimpiade Beijing 2008.
 
Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang kemarin menjadi harapan terakhir dan satu-satunya yang bertahan, harus terhenti di semifinal. Tontowi/Liliyana dikalahkan oleh Xu Chen/Ma Jin, pasangan China peringkat dua dunia, dengan skor 21-23, 18-21, 13-21.
 
Mengomentari kegagalan ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Andi Mallarangeng menilai bahwa Tontowi/Liliyana sudah berjuang semampu mereka.
 
“Beginilah olahraga, ada menang ada kalah. Kali ini kita tidak beruntung dan tidak berhasil menjadi juara di bulu tangkis. Tetapi masih ada lagi pertandingan perebutan perunggu, saya harap Tontowi/Liliyana tetap bersemangat. Apapun medali yang diraih di olimpiade, perunggu sekalipun, adalah sesuatu yang sangat berharga” ujar Menpora yang menyaksikan langsung perjuangan Tontowi/Liliyana di semifinal.
 
Andi juga mengatakan bahwa Indonesia tidak dapat lagi bergantung pada satu cabang olahraga saja untuk meraih medali emas di olimpiade. Sehinga tidak hanya bulu tangkis terus yang diandalkan, karena naik turunnya prestasi di cabang ini akan mempengaruhi pencapaian Indonesia di ajang olimpiade.
 
“Selama ini memang Indonesia sangat bergantung pada satu cabang yaitu bulu tangkis, dan ini memberikan beban yang sangat berat bagi bulu tangkis untuk meraih medali emas” ujar Menpora ditemui di Wembley Arena.
 
Kedepannya, menurut Andi, setidaknya Indonesia paling tidak harus punya lima cabang yang bisa diandalkan untuk meraih medali emas pada Olimpiade Brazil 2016. Pada dasarnya cabang angkat besi bisa dipersiapkan lebih baik lagi. Begitu juga panahan dan beberapa cabang lainnya yang dapat dipersiapkan lewat program Indonesia Emas.