Tanggapan PBSI Atas Petisi Mantan Atlet

(Jakarta, 4/6/2012) Bertempat di Pelatnas Cipayung, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso mengadakan dialog untuk menjawab sejumlah tuntutan yang diajukan mantan atlet terkait dengan menurunnya prestasi bulu tangkis Indonesia belakangan ini.

Tepat setelah kegagalan tim Piala Thomas dan Uber Indonesia di Wuhan lalu, para mantan atlet mengajukan petisi yang berisi tujuh tuntutan yang ditujukan ke PBSI. Tuntutan yang telah dituangkan dalam surat resmi ini telah diajukan Joko Suprianto selaku wakil dari mantan atlet kepada Djoko Santoso pada minggu lalu.

Menanggapi hal ini, Djoko pun segera mengundang mantan atlet untuk duduk bersama dan membahas permasalahan ini pada Senin, 4 Juni 2012 pukul 09.00 WIB. Dengan turut mengundang rekan-rekan media, Djoko dan jajaran Pengurus Besar PBSI pagi ini membahas sejumlah tuntutan tersebut dan bagaimana menemukan solusi dari berbagai permasalahan tersebut.

Selain jajaran Pengurus Besar PBSI, hadir pula sejumlah mantan atlet seperti Icuk Sugiarto, Verawaty Fajrin, Christian Hadinata, Lilik Sudarwati, perwakilan Dewan Pengawas dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bengkulu, serta perwakilan pengprov Kalimantan Tengah dan Banten.

Berikut sejumlah kutipan tanggapan Ketua Umum PB PBSI atas ketujuh tuntutan yang diajukan mantan atlet kepada PBSI :

1. Pengurus PBSI agar bertanggungjawab dan mengevaluasi kegagalan tim Thomas dan Uber 2012.

“Apa yang terjadi dan tidak terjadi pada prestasi bulu tangkis kita saat ini, saya yang bertanggung jawab. Saya dan pengurus serta pelatih sudah mengevaluasi penyebab kegagalan dan akan mengambil langkah-langkah perbaikan sehingga penyebab kegagalan serupa tidak terjadi pada event yang lain di masa yang akan datang.”

2. Tim dikatakan tidak kompak, tidak adanya motivasi pada atlet, kalah fisik, dan buruknya persiapan sebagai akibat tumpang tindih kewenangan (overlapping) di tubuh PBSI.

“Saya ingin menegaskan bahwa hal ini tidak sepenuhnya benar. Sekali lagi saya tegaskan mengenai tumpang tindih kewenangan, bahwa semua keputusan yang dibuat di Cipayung ini melalui mekanisme dan prosedur yang jelas, transparan dan mempertimbangkan masukan-masukan dari berbagai pihak termasuk menyiapkan tim Thomas dan Uber lalu."

“Untuk kesiapan dan kenyamanan atlet, penurus telah dan sedang mengupayakan membangun berbagai  fasilitas pendukung seperti kolam pasir, ruang fitness, dan sebagainya. Selain itu, pengurus juga telah menyediakan tenaga-tenaga ahli untuk kesiapan fisik dan non-fisik atlet seperti ahli gizi, psikolog, dokter ahli kebugaran dan penanganan cedera, dan motivator."

3. Mengembalikan kewenangan setiap bidang sesuai tugas pokok dan fungsinya dan fokus pada persiapan atlet untuk Olimpiade London.

“Untuk poin permintaan ketiga ini, saya laporkan bahwa penyiapan atlet ke Olimpiade London merupakan salah satu program kerja yang menjadi perhatian khusus dari kepengurusan yang saya pimpin saat ini. Artinya kesiapan menghadapi Olimpiade London, sejak awal kepengurusan ini dibentuk, sudah menjadi agenda penting.”

“Seperti kita ketahui bersama, keikutsertaan atlet pada even