Banyak Kejutan, Hadi Nasri Tak Kaget
[London, 10/8/2011] Sejak berlangsung pada tanggal 8 Agustus lalu, Kejuaraan Dunia 2011 terus menghadirkan kejutan. Sejumlah pemain non unggulan tanpa disangka mampu menumbangkan lawan mereka yang diatas kertas lebih dijagokan.
Sebut saja Kevin Cordon asal Guatemala yang membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan kelima asal Cina, Chen Long dengan pertarungan sengit rubber game 21-19, 8-21, 27-25. “Bermain di babak awal dan bertemu pemain unggulan bukanlah sesuatu yang mudah. Namun inilah gunanya kita latihan selama ini. Jadi sebelum bertanding saya berkata pada diri saya sendiri untuk bermain sebaik-baiknya, saya akan berusaha semaksimal mungkin” kata Cordon mengomentari kemenangannya, seperti dilansir situs BWF.
Carolina Marin pemain berusia 18 tahun asal Spanyol juga membuat kagum penonton Wembley Arena setelah berhasil menekuk tunggal putri Jepang, Eriko Hirose, dengan skor 21-23, 21-16, 21-16. Sebelumnya, Marin juga menundukkan pemain asal Belanda yang pernah berlaga di Djarum Superliga Badminton Indonesia 2011, Yao Jie.
Pemain asal Irlandia, Chloe Magee tanpa diduga mampu mengalahkan Adriyanti Firdasari di babak pertama. Dionysius Hayom Rumbaka juga harus mengakui keunggulan lawannya Ville Lang asal Finlandia setelah menyerah dalam dua game 17-21, 18-21. Spanyol, Guatemala, Irlandia, dan Finlandia selama ini memang tak mencuat namanya di dunia bulutangkis. Namun kini mereka menujukkan perkembangan yang sangat pesat dengan kemampuan atlet nya bersaing dengan pemain dunia.
“Saya tidak kaget melihat betapa pesatnya kemajuan negara-negara dulunya tidak fokus di bulutangkis,” kata Hadi Nasri, manajer tim Indonesia. Hadi mengatakan ia sudah memperkirakan bahwa banyak negara akan mengembangkan bulutangkisnya, kelak olahraga ini tak hanya didominasi oleh negara-negara seperti Cina, Korea, Denmark, dan Indonesia saja.
“Sejak diputuskan bahwa bulutangkis masuk olimpiade mulai di Barcelona tahun 1992, saya yakin banyak negara yang mulai memajukan bulutangkis. Bisa dilihat kan perkembangannya sekarang?,” kata Hadi yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres ini.
“Sebagai contoh, dulu setelah Denmark, Swedia merupakan negara nomor dua di bulutangkis Eropa. Namun sekarang Swedia sudah tertinggal dari negara-negara lain seperti Jerman, Irlandia, dan sebagainya.” kata Hadi mengingatkan bahwa persaingan bulutangkis semakin ketat dan
jika tidak mampu bersaing kita akan jauh tertinggal.
Hadi juga berbagi mengenai pengalaman rekannya di Badminton Germany, dimana ternyata negara tersebut sangat serius mengembangkan bulutangkis. Jerman sejak lama telah melakukan penelitian pada atlet, salah satunya mengenai ketahanan (endurance).
“Rekan saya di Jerman mengatakan bahwa mereka terus melakukan pengembangan bulutangkis melalui sport science. Jerman merupakan negara maju yang memiliki teknologi canggih, mereka manfaatkan apa yang mereka punya untuk membangun bulutangkis,” kata Hadi.
Jerman meneliti berbagai aspek ketahanan seorang atlet di lapangan, mulai dari kekuatan otot tangan dan kaki, nafas, detak jant