Richard Mainaky : Persaingan di Ganda Campuran Merata

 

Pada Kejuaraan Dunia yang berlangsung di London, 8-14 Agustus 2011, squad ganda campuran Indonesia tampil dengan kekuatan penuh. Indonesia mengandalkan tiga pasangannya yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Fran Kurniawan Teng/Pia Zebadiah Bernadet, Muhammad Rijal/Debby Susanto.

 

Berikut petikan wawancara bersama pelatih ganda campuran, Richard Mainaky jelang pertandingan anak-anak didiknya di Wembley Arena besok.

 

Bagaimana persiapan tim ganda campuran pada Kejuaraan Dunia ini?

Kami sudah siap bertanding, sebelum berangkat kami sudah mempersiapkan teknik dan fisik, selain itu anak-anak kemarin sempat refreshing di Anyer yang ternyata sangat berguna.

 

Apa manfaat yang terlihat setelah kegiatan tersebut?

Setelah pulang dari Anyer, mereka memiliki semangat baru dan motivasi baru, saya lihat latihannya lebih bersemangat dari sebelumnya. Tapi selain refreshing disana juga ada latihan fisik seperti berlari di pasir dan latihan melalui permainan-permainan.

 

Bagaimana peluang tim ganda campuran pada Kejuaraan Dunia kali ini?

Kejuaraan dunia ini adalah turnamen pra olimpiade, siapapun ingin dan berpeluang menjadi juara dunia. Mengenai peluang, kita lihat drawingnya dan lihat pertemuan per individunya, jadi semuanya harus step by step. Jika kita lihat dari dua turnamen terakhir, Singapura dan Indonesia Open, semua juga punya peluang untuk menjadi juara.

 

Tontowi/Liliyana berprestasi gemilang di beberapa turnamen terakhir dan banyak harapan ditumpukan pada mereka, apakah mereka terbebani?

 

Saya rasa mereka sudah biasa dan tidak terbebani. Dan sebaiknya memang jangan dijadikan beban, tapi justru tekad juara yang harus ditonjolkan, urusan terbebani atau tidak itu nomor 2 atau 3.

 

Kita juga tidak boleh menutup mata, tidak boleh lengah. Siapapun sudah melihat dan mempelajari permainan Tontowi/Liliyana karena mereka pasangan baru. Sejak di India Superseries kemarin, saya lihat banyak lawan yang sudah merekam permainan Tontowi/Liliyana untuk mempelajari pola permainannya, karena pasti berbeda dengan Nova/Liliyana.

 

Liliyana sudah pernah membuktikan diri menjadi juara dunia saat bersama Nova, namun untuk Tontowi ini adalah sesuatu yang baru, bagaimana menurut anda?

 

Liliyana membuktikan bahwa kualitas dia memang bagus, mau dipasangkan dengan siapa juga bisa jadi juara. Bersama Nova bisa jadi juara, sekarang dengan membimbing pemain yang lebih junior juga bisa. Saya rasa Liliyana pasti punya tekad besar untuk menjadi juara dunia lagi.

 

Sementara Tontowi memang lebih junior dari Liliyana, namun dia sudah pernah merasakan ikut turnamen bergengsi kelas Superseries dan Superseries Premier, All England, Asian Games, jadi kemungkinannya kecil untuk dia grogi, terbebani, takut, dan sebagainya. Menurut saya pengalaman kemarin sudah cukup mengasah mentalnya.

 

Bagaimana peta persaingan di ganda campuran saat ini?