Ronny Agustinus : Sektor Tunggal Tertinggal Jauh
Indonesia tidak menyisakan wakil di nomor tunggal putra pada babak perempatfinal kejuaraan Asia Junior U19 2011. Tiga dari empat wakil merupakan pemain yang diunggulkan.
Arief Gifar Ramadhan yang unggulan pertama harus kandas ditangan pemain non unggulan asal Cina, Liu Kai dalam dua game langsung 9-21, 21-23. Sementara Riyanto Subagja yang merupakan unggulan ketiga dikalahkan oleh Ng Ka Long Angus dari Hongkong, dengan skor 21-17, 15-21, 11-21. Shesar Hiren Rhustavito dan Panji Akbar Sudrajat harus menelan kekalahan dari pemain tuan rumah India. Shesar dikalahkan Joshi Pratul 14-21, 16-21. Panji pun harus menyerah ditangan Verma Sameer dalam pertarungan tiga game 19-21, 21-18, 16-21.
Melihat hasil ini, pelatih tunggal Ronny Agustinus meberikan pendapat mengenai penampilan anak didiknya seperti dipaparkan dibawah ini.
Bagaimana pendapat anda mengenai kekalahan di tunggal putra?
Secara keseluruhan anak-anak masih terlihat tegang dan tidak bermain lepas, terutama Gifar dan Riyanto yang pukulannya masih ragu-ragu. Mereka belum bisa menemukan irama permainan, belum bisa menebak arah angin kemana, masih mencari-cari.
Apakah mereka terbebani sebagai pemain seeded?
Gifar tadi terlihat tegang, saya belum tahu sebabnya apa, mungkin juga karena dia seeded pertama sehingga jadi beban.
Anak-anak terlihat tidak menikmati pertandingan, masih serba takut-takut, inilah yang harus diperbaiki, bagaimana mengatur mindset mereka. Mereka masih berpikir bahwa dia harus menang, bukannya berpikir bagaimana saya mengalahkan musuh di lapangan. Jadi beban mental nya cukup tinggi
Padahal mereka sempat leading cukup jauh?
Itu dia, setelah sempat menanyakan kepada anak-anak, mereka mengeluhkan soal angin. Namun ini tidak bisa dijadikan alasan kenapa kita kalah, karena lawan pasti juga mengalami masalah yang sama di lapangan. Bagaimana kita mengontrolnya di lapangan, itu yang penting.
Bukankah dari segi teknik kita lebih unggul?
Secara teknik anak-anak tidak kalah dengan yang lain, namun akurasi pukulan lawan memang lebih baik. Karena tidak nyaman dengan keadaan lapangan, mereka ingin cepat mematikan bola, dan karena terburu-buru akhirnya malah mati sendiri.
Dua dari empat pemain tunggal kita dikalahkan pemain India, bagaimana pendapat anda?
Kalau saya lihat pemain junior India sekarang jauh lebih baik, banyak yang bagus di sektor putra dan putri. Mereka bisa bersaing dengan pemain-pemain Cina dan negara-negara lain, dan ada perlawanan hingga rubber game atau bahkan menang.
Apa target sektor tunggal pada turnamen ini?
Kalau melihat seeded nya, seharusnya bisa ke final atau paling tidak semifinal. Seperti misalnya Gifar yang ada di seeded pertama, artinya dia punya kualitas dan ranking. Dan Riyanto juga seeded 3, namun seperti kita lihat hasilnya begini, artinya target belum terpenuhi.
Bagaimana peta kekuatan