Ahsan/Bona ke Semifinal, Angga/Ryan Antiklimaks
Mohammad Ahsan/Bona Septano memastikan diri ke semifinal setelah mengalahkan unggulan keempat asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dalam dua game langsung 21-19, 21-14. Dengan demikian, Ahsan/Bona menyusul rekan senegaranya Markis Kido/Hendra Setiawan yang lebih dulu ke semifinal setelah mengalahkan unggulan pertama asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen juga dua game langsung 21-13, 22-20.
Ahsan/Bona yang tampil dengan dukungan penuh dari supporter Indonesia memang bermain sangat baik. Sejak awal mereka terus menekan pertahanan Koo/Tan, sementara Koo/Tan sendiri terus melakukan kesalahan sendiri dan poin terus bertambah untuk Ahsan/Bona.
Bona mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terbantu dengan dukungan penonton. “Mungkin kemenangan ini ada faktor dari penonton juga karena saya merasa lebih termotivasi, mau smash jadi lebih pede,” kata Bona kepada media.
Ahsan/Bona kini berada di peringkat sepuluh dunia, tentunya ada kepuasan tersendiri mengalahkan Koo/Tan yang peringkatnya jauh diatas mereka, yaitu di posisi 4 dunia. Selain itu, skor pertemuan juga diungguli oleh Koo/Tan dengan dua kali menang dan satu kali kalah dari Ahsan/Bona.
“Kemenangan atas Koo/Tan ini membuat percaya diri kita jadi meningkat,” ungkap Bona.
Sayangnya langkah Ahsan/Bona tidak diikuti rekannya Angga Pratama/Ryan Agung Saputro yang malam tadi kandas di tangan pasangan Cina, Chai Biao/Guo Zhendong dengan skor 14-21, 7-21.
Berbeda dengan penampilan mereka saat mengalahkan unggulan kedua asal Korea, Lee Yong Dae/Jung Jae Sung, kali ini Angga/Ryan terlihat antiklimaks. Banyak serangan mereka yang tak mampu menembus pertahanan Chai/Guo, serta beberapa kali Angga/Ryan gagal menyeberangkan bola.
Ketika ditanya mengenai permainannya, Angga/Ryan mengatakan bahwa mereka masih berusaha meningkatkan ketahanan mental yang belum konsisten. “Masalah mental kita belum bisa konsisten,” kata Ryan. “Kita bermain dari babak kualifikasi, jadi fisik juga agak menurun,” kata Angga menambahkan.
Chai/Guo memang tampil dengan pola permainan khas ganda yang cepat dan selalu menyerang. Hal inilah yang dirasakan Angga/Ryan sebagai keunggulan pasangan Cina saa mengalahkan mereka tadi. “Kita kalah di kecepatan, bola-bola mereka lebih menekan,” kata Ryan