Kesuksesan yang tertunda bagi Rian/Angga

Ganda putra lapis ke-dua Indonesia Rian Agung Saputra/Angga Pratama belum mampu mewujudkan mimpi untuk menjuarai title superseries pertama mereka di India. Sebelumnya Rian/Angga yang bermain sangat gemilang di turnamen India Open Superseries 2011 ini membuat banyak kejutan dengan mengalahkan pemain unggulan.

Rian/Angga yang tidak diunggulkan secara mengejutkan mampu mengalahkan Mohammad Ahsan/Bona Septano yang merupakan unggulan ke-dua. Setelah mengalhkan senior mereka di pelatnas, mereka juga mengalahkan pasangan Jepang , unggulan ke-enam yaitu Naoki Kawamae/Shoji Sato.

Penonton di Siri Fort Indoor stadium kembali dikejutkan dengan kemenangan Rian/Angga atas senior mereka lainnya yaitu Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan yang merupakan unggulan ke-tiga. Alvent/Hendra harus mengakui keunggulan juniornya dalam pertarungan tiga set dengan skor 21-23 21-18 21-14.

Namun langkah Rian/Angga terhenti di final dan menyerah pada pasangan Jepang yang malam itu bermain taktis. Hashimoto/Hirata yang merupakan unggulan ke-10 ini juga sebelumnya membuat kejutan dengan mengandaskan ganda nomor satu asal Malaysia yaitu Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dua set langsung 21-16 21-19.

Meski belum bisa membawa pulang gelar, Rian/Angga telah mendapatkan pelajaran berharga yaitu pengalaman bertanding dengan pemain kelas dunia.

Hal inilah yang diharapkan oleh PBSI dimana pemain muda mendapatkan pengalaman bertanding yang nantinya akan mampu menjadi bekal mereka menghadapi pemain-pemain dunia.

Berhasilnya Rian/Angga melangkah ke final turnamen level superseries, memunculkan sejumlah harapan pada ganda putra ini. Rian/Angga diprediksikan mampu mengikuti jejak senior nya Markis Kido/Hendra Setiawan yang merupakan ganda nomor satu Indonesia saat ini. Markis Kido/Hendra Setiawan mengukir banyak prestasi cemerlang yang mengharumkan nama Indonesia , puncaknya adalah medali emas di Olimpiade Beijing 2008.